Bundanya Tantik & Thoriq. ~ Suka Baca Suka Nulis ~ Suka Masak Doyan Makan ~ Suka Jajan Suka Jalan-Jalan

^^ MIKIRIN PILKADA ALA EMAK -EMAK ^^

Udah beberapa hari ini….
Pagi-pagi…bangun tidur lihat berita di layar kaca, beritanya tentang Pilkada.Mau sarapan…eh udah kenyang duluan sarapan berita pilkada.
Diberitakan tensi dan suhu politik politik meningkat. Dan Indonesia pun dilanda demam pilkada. Ck ck ck…
Jalan ke pasar…sambil dengar berita radio di mobil, pilkada juga. Di perempatan lampu merah, lihat surat kabar di tangan loper koran, terpampang jelas wajah-wajah kandidat yang akan bertarung di pilkada.
Belum lagi di medsos, mulai dari perang status dan tiba-tiba bermunculan pengamat politik dadakan. Dari yang santun, malu-malu nyindir, eeh sedikit nyinyir sampai mulai menjelek-jelekkan kandidat yang lain.
Baidewei ….begitulah politik.
Karena berbeda jagoan saja, dunia jadi begitu rumit. Persahabatan bisa jadi renggang. Ngobrol bareng dengan keluarga berubah jadi diskusi politik yang berujung panas ngalahin sop panas. Merespon status di mesdsos jadi gak asyik lagi, berubah jadi pedas, ngalahin pedasnya ayam geprek level 10…😀
================
Belanja di pasar tradisional…
Gak sengaja nguping obrolan pedagang ikan tentang pilkada.
” liat jak bentar agik, calon-calon tuh pasti turon ke sini. tim suksesnye tuh dah mulai nak carek perhatian kite…”
Naluri seng saya pun kumat…
Pas nawar sayur, nanya ke Bibik yang jualan.
“ Sukelah ye Bik, nanti pasar jadi ramai. Biasenye kan calon-calon itu turon ke sini.
“Biase jak Bu…ramai pun sebentar ndak gak belanje…tadak gak ade ape-apenye. Paling-paling nanyak-nanyak jak. Poto-poto trus pegi, gitu yaak… “
Ooooh….
Pas ngobrol santai di mobil dengan suami…
udah curhat tentang harga telur dan harga daging ayam yang meroket.
Udah cerita tentang ikan yang kosong.,tempe tahu ludes diborong…, trus cabe keriting yang melambung tinggi…eeh ujung-ujungnya nyerempet soal pilkada juga.
Ampuun daah….
Gara-gara itu semua,..saya pun yang sedang masak di dapur jadi terbawa kepikiran…tentang dahsyatnya momentum pilkada. Pesta demokrasi lima tahunan ini.
Jadi ikut-ikutan juga mikirin pilkada, biar kekinian.Biar kesannya emak-emak apdet gituuh…(bukan hanya bisa apdet status di medsos,... ☺️)
===================
Saya jadi pengen tau…emak-emak kayak saya yang taunya hanya harga cabe bawang, ikut mikirin pilkada ini ndak ya…???
Jangan bilang, ada yang punya pikiran seperti ini yaa…
” ka ati dielaah yang nak jadi pemimpin! tadak gak ade ngimbasnye ke kite…maseh gak idop kite ginik-ginik jaak!!”
#Bisa sedih sayaaaah….
Emak-emak yang cantek -cantek dan baik hatinya…
Biarpun katanya kita perempuan, tapi sedikit banyak kita juga harus tau kriteria siapa yang akan kita pilih menjadi pemimpin kita di masa depan.
Bukan hanya sekedar menggemari tokohnya saja, tapi juga pemikirannya, wawasan, kiprah, dan rekam jejaknya.
Jangan mau, hanya karena dikasi sembako, dikasi kerudung, atau pulsa (ups!! emang ada yaa???) terus kita pilih orang itu. Pliisss,..jangaaan!!!
Sederhananya gini…
Coba, …ibu-ibu kalo mau beli telur . Biarpun belinya hanya 5 butir, pasti maunya milih sendiri. Mau beli ikan Gembung , biar pun belinya hanya setengah kilo. Biar puas, pasti maunya milih sendiri. Tahan betekak dengan penjual kalo dia yang milihkan. Betul ndaaak??!
Rela bersehe-sehe…padahal kalo dilihat sepintas besar telur dan ikan tuh kurang lebih jak bah. Mane duli…pokoknya milih sendiri.
Nah begitu juga dengan pemimpin kita lima tahun mendatang.
Kita juga perlu tau.
Siapa calon pemimpinnya. Apa sih yang sudah dilakukan beliau selama ini. Seberapa pantas beliau bisa kita berikan kesempatan untuk memimpin kita ke depan. Seperti pepatah bilang, “Tak kenal maka tak sayang “
Terus, ..karena kita perempuan… kita juga perlu pengayakan. Apakah beliau selama ini ikut memperhatikan kepentingan-kepentingan perempuan??
Meskipun pemimpin kita laki-laki, beliau harus paham juga.
Urusan perempuan yang mengurus bukan hanya perempuan. Laki-laki juga bisa ikut memikirkan dan memperjuangkannya.
Bagaimana akses kesehatan untuk perempuan, terutama tentang kesehatan reproduksinya, masalah gizi keluarga misalnya. Sebab ini semua tidak bisa dipisahkan dengan peran perempuan di dalam keluarga. Belum lagi masalah traficking perempuan yang seperti gunung es. Nah lo!!
Lalu bagaimana dengan pemberdayaan perempuan di bidang ekonomi, yang apabila diberdayakan secara maksimal dapat membantu serta menguatkan ekonomi keluarga. Bagaimana masalah ketenagakerjaan perempuan "pahlawan devisa". Sudahkah terakomodir hak-haknya? Aaah….
Menurut saya, …perempuan-perempuan di daerah maupun di kota perlu diberikan pencerahan tentang pelajaran politik. Sehingga memilih pemimpin , harus sesuai dengan hati nurani. Bukan sekedar ikut-ikutan, agar pemilih cerdas tidak semakin langka.
Soalnya bukan apa-apa , jangan-jangan saya hanya segelintir dari perempuan dan emak-emak yang baper dengan pilkada….#eeeh macam nak yeye pulak ye😀
Eniwei,…kalau boleh saran. Emak-emak sebelum memilih pemimpin Kote Kite atau Kalbar memilih, bisa mendapatkan sedikit pelajaran politik, semacam pencerahan gitu. So pasti akan sangat bermanfaat.👍
Silakan…para pengurus partai-partai politik mulai dari sekarang bisa bersinergi dengan organisasi -organisasi perempuan. Bukan hanya sekedar mengenalkan jagoannya.
Sehingga pas hari H pencoblosannya nanti benar-benar plong…karena sudah memilih sesuai dengan hati nurani. Dan di kemudian hari tidak ada penyesalan.
Sebagai pemilih, kita juga harus cerdas. Harus siap menang dan siap kalah. Yang terpenting, dalam prosesnya, jangan ada dusta diantara kita…harus jujur dan adil. Sederhana saja...☺️
# Senja Ahad yang mendung 14.01.2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox

Galeri Poto