TANTIK ANAKKU....

Alhamdulillah,…

Pagi-pagi kemarin udah dapat ucapan Selamat Hari Ibu dari Tantik via telepon itu sungguh membahagiakan. Suaranya yang cempreng tapi renyah kayak kerupuk langsung terdengar nyaring di telinga saya. “ Selamat Hari Ibu Mom, bunda tersayang. Semoga selalu dirahmati Allah…Selalu sehat, …selalu sayang Tantik dan Mas Thoriq…Sukses jadi pengusaha abonnya biar bisa traktir Tantik teruus …hehehe…(buntutnyaaa….mboten strooong)

😁

Sebagai seorang ibu ,tentu saja perhatian dan ucapannya menjadi moodbuster yang luar biasa bagi saya, bukan hanya untuk di hari spesial saja tetapi juga sebagai motivasi untuk hari-hari mendatang. Menjadi Ibu dari kids jaman now, sungguh tidak gampang. Apalagi anak remaja, menjelang dewasa yang masing-masing punya keinginan dan memiliki sifat yang berbeda-beda pula.

Saya pernah ditanya oleh beberapa teman, kog bisa akrab dengan anak-anak, malah keliatan seperti teman. Saya hanya tersenyum saja….(mereka belum tau siih....

🤣)

Tantik pernah cerita, bagaimana teman-temannya bilang suka iri melihat keakraban kami berdua. Tapi sekaligus bingung ketika ditanya, siapa yang lebih galak, Ayah atau Bunda,…langsung Tantik jawab,…” Bunda aku laaah…!!!! (tuuuh kaaan). Kalo ayah sih, ibu peri aja masih kalah…super duper sabar…tapi, kalo udah bilang enggak ya tetap enggak!!! teguh pendirian .

Like Daughter Like Mom ???

Sepertinya itu tidak berlaku untuk kami berdua. Gimana enggak, secara fisik menurut Tantik kami jauh berbeda. Ukuran tubuhnya aja beda…hihihi…dia langsing banget, sementara saya ( tau sendiri kaaan…hhm saya juga pernah langsing dan mungil looh…tapi, itu duluuuu).

Ternyata untuk ukuran badan ini, size doesn’t matter laaah…tetap aja kita berdua bisa saling pinjam koleksi baju. Dan soal fashion saya sangat jauh berbeda dengan Tantik. Dia begitu apik sementara saya sedikit cuek. Gimana gak rapih, dia bisa berjam-jam mematut diri di depan kaca, dan butuh waktu sampai setengah jam untuk urusan memakai hijabnya…sementara saya, tanpa bercermin pun saya bisa…..cukup 5 menit...sudah termasuk berbedak dan pakai lipstik.

😊

Selain baju, my daughter ini juga sangat apik menata kosmetiknya (eh kosmetik saya juga…). Soalnya, saya termasuk yang mau beli tapi trus gak mau memakainya karena merasa ribet harus sesuai tutorialnya, dan itu membuat saya tersiksa. Mau tampil cantik, tapi bikin saya repot,… ogaaah

😁

😀.

Jadilah, kosmetik, aksesori, parfum pindah tempat ke kamar anak gadis dan nangkring manis di meja riasnya. Untuk urusan dandan, waaah…saya seperti bukan bundanya.

Jujur saja, saya lebih senang diajak liat piranti makan, peralatan masak memasak daripada diajak ke toko kosmetik. Buat saya, sehari-hari tampil apa adanya, cukup pelembab, suncream dan bedak tipis sudah lebih dari cukup.

Saya merasa gak sanggup kalau harus berlama-lama di Salon…(meskipun pengin…) , saya juga bukan orang yang mudah tergiur tawaran SPG yang menawarkan cream perawatan biar kulit kinclong, mengkilat sampai lalat dan nyamuk pun bisa terpleset kalo mendarat di pipi…hihihi…atau cream anti kerut…aah biarlah, meski mata sudah mulai ada rempelnya…semua disyukuri… Fi Ahsani Taqwim.

Ini juga yang sering membuat Tantik jelous, dia selalu bilang…Bunda sih enak, kulitnya putih, udah cantik permanen…( Alhamdulillah….) jadi ndak perlu perawatan.
Kalau Tantik, harus ikhtiar Bun…(hhm….trus mulailah kata-kata mutiara berkeluaran dari bibir bunda...mengingatkan dalam kebaikan ya Nak..)

☺️

Sampai pernah suatu hari setelah membayar belanjaan di kasir, ayahnya komentar…” Tantik, mukanya kecil tapi kog peralatan perawatan wajahnya banyak….” dia pun langsung menjawab, Ayah,…ini aset yang harus dirawat,..harusnya ayah senang karena punya anak gadis….bla..bla…bla…bla…

Soal hobi, hanya soal musik yang kita bisa sehati. Eit…membaca juga ding. Paling senang belanja buku sama dia. Kami bisa berjam-jam di toko buku. Dulu…kalo beli buku dan di depan kasir sering beradu argumen dengan ayahnya. Karena beberapa buku bakal disortir ayahnya…tapi kadang, kalau lihat anak gadisnya udah mukanya memelas, ayahnya luluh juga….(hehehe….)

Untuk pekerjaan rumah, sepertinya my daughter ini alergi kalau harus membantu saya di dapur. Biasanya kami berdua berbagi tugas. Saya yang masak, …sambil dia yang bebenah rumah. Untuk urusan ini saya acungi jempol…rumah bisa kinclong di tangannya. Hanya mesti sabar…karena dia bekerja ditemani HPnya….kids jaman now banget.

Meskipun orang-orang banyak yang mengatakan secara fisik kami berbeda, …menurut saya dan Ayahnya…sifatnya dia begitu mirip dengan saya, persis copy paste. Ada warisan genetik…manjanya, baperannya, diamnya, spirit ingin belajar, berani mengungkapkan argumennya. Tapi,jangan salahkan bunda mengandung, donk….semua disyukuri ya Tantik.

☺️

Anyway, ….my daughter mengajarkan banyak hal kepada saya. Menghadapi Tantik, saya seperti sedang berkaca, dan seperti sedang menghadapi diri sendiri.

Saya percaya, setiap keluarga punya gaya parenting sendiri-sendiri. Saya mungkin tak bisa sehebat Mama, yang berhasil menjadikan saya seperti sekarang ini.

Selalu bersyukur dan beruntung memiliki seorang Ibu seperti Mama. Saya masih harus belajar banyak dari beliau, bagaimana mengasuh, mendidik dan membimbing kami anak-anaknya. Tentang makna bersyukur, indahnya berbagi, saling pengertian dan sabar. Anak adalah harta yang paling berharga. Dan seperti yang diajarkan Rasulullah hendaklah setiap ibu untuk memperhatikan anak perempuannya.

Perjuangan saya sebagai seorang Ibu, masih panjang.

Setiap menerima ucapan selamat dari Tantik dan Thoriq di Hari Ibu, seakan mengingatkan kepada saya. Banyak hal yang harus saya “muhasabah” …memantaskan diri agar selalu bisa menjadi uswatun, teladan bagi mereka berdua …mempersiapkan diri untuk menjadi ibu yang dibawah telapak kakinya ada surga.

Meski tau setiap waktu bersama saya adalah momen yang indah bagi mereka, tetapi momentum Hari Ibu sangat berharga…bukan hanya sekedar bahagia karena menerima perhatiannya. Lebih dari itu….I wish, I’m not only her Mom but her sweet dear friend…Love